Waspadai Kata-kata yang Serupa tapi Tak Sama Ini (Bagian II)

Waspadai Kata-kata yang Serupa tapi Tak Sama Ini (Bagian II)

Dalam berbahasa secara aktif serta produktif, yaitu berbicara dan menulis, kelihaian dalam pemilihan dan pilihan kata mutlak diperlukan. Pemilihan kata bertalian dengan tindakan ataupun proses memilih kata yang bisa mengungkapkan gagasan, pikiran, ataupun ide secara tepat. Adapun pilihan kata merupakan hasil dari upaya memilih kata tersebut.

Pilihan kata disebut pula diksi. Diksi adalah pilihan kata yang tepat, yaitu benar secara makna, dan selaras dalam pemakaiannya untuk mengungkapkan pikiran, ide, ataupun gagasan. Dengan demikian, didapatlah efek tertentu sebagaimana yang diinginkan.

Salah satu kemampuan itu adalah memilih diksi yang tepat di antara dua atau lebih kata yang nyaris memiliki kesamaan, tetapi berbeda secara arti. Pada tulisan sebelumnya berjudul “Waspadai Kata-kata yang Serupa tapi Tak Sama Ini (Bagian I)”, pekan lalu, diketengahkan tiga kata yang serupa tapi tak sama: konveksi versus konfeksi, salib-salip, dan seyogianya vs seyogyanya.

Artikel terkait: Waspadai Kata-kata yang Serupa tapi Tak Sama Ini (Bagian I)

Di bagian ini tersaji kata insentif vs intensif, lembam vs lebam.

Insentif-intensif

Kamus Besar Bahasa Indonesia menggolongkan kata insentif sebagai kata benda alias nomina, sedangkan intensif sebagai adjektiva alias kata sifat. Insentif bermakna ’tambahan penghasilan (uang, barang, dan sebagainya) yang diberikan untuk meningkatkan gairah kerja; uang perangsang’. Intensif berarti ‘secara sungguh-sungguh dan terus-menerus dalam mengerjakan sesuatu hingga memperoleh hasil yang optimal’.

Berikut contoh penggunaan kata insentif di dalam kalimat secara tepat.

Contoh pertama: Insentif untuk ribuan guru Pendidikan Agama Islam non-pegawai negeri sipil cair. Contoh kedua: Menurut pemerintah, kebijakan insentif pajak kendaraan berbasis emisi telah disiapkan. Contoh ketiga: Pada November 2021, insentif Kartu Prakerja sudah cair 95 persen. Diksi "insentif" pada ketiga kalimat tersebut memiliki arti uang, atau dalam bentuk stimulus, yang diberikan sebagai upaya peningkatan etos kerja ataupun bentuk apresiasi.

Berikut contoh pemakaian kata intensif dalam kalimat secara tepat.

Contoh pertama:  Menteri Dalam Negeri meminta semua kepala daerah mengintensifkan upaya pelacakan untuk mencegah persebaran Covid-19. Contoh kedua: Korban kecelakaan tunggal itu dirawat intensif di rumah sakit terdekat. DIksi "intensif" pada kedua kalimat tersebut memiliki arti upaya sungguh-sungguh yang dilakukan Mendagri dan pihak rumah sakit untuk memperoleh hal optimal yang diinginkan, yaitu penanganan pandemi Covid-19 melalui pelacakan dan penanganan korban luka karena kecelakaan.

Sekilas tidak ada perbedaan dengan kata lembam dan lebam. Pemakai bahasa acap mempertukarkan keduanya. Padahal, kata lembam dan lebam memiliki pemahaman yang berbeda.

Lembam kontra lebam

Sekilas tidak ada perbedaan dengan kata lembam dan lebam. Pemakai bahasa acap mempertukarkan keduanya. Padahal, kata lembam dan lebam memiliki pemahaman yang berbeda.

Kita cermati contoh kalimat berikut. Pergerakan anak yang gemuk itu lembam sekali. Muka anak tersebut lebam setelah menjadi korban perundungan teman-temannya.

Kata lembam pada kalimat pertama memiliki arti tidak tangkas; lamban; malas. Sementara kata lebam pada contoh kalimat kedua adalah biru kehitam-hitaman karena bekas kena pukul.

Di dalam KBBI, lebam juga memiliki arti yang lain, yaitu, pertama, ikan yang hidup di laut atau payau, panjang mencapai 53 cm, hidup di terumbu karang perairan tropis, tersebar di perairan Teluk Persia, Teluk Oman, Pakistan, India, Srilangka, Myanmar, Kepulauan Andaman, Thailand, Vietnam, Cina Selatan, Malaysia, Indonesia, Filipina, Australia, Papua Nugini, Vanuatu, dan Kaledonia Baru (Siganus javus), dan, kedua, tiruan bunyi barang keras dan besar jatuh.